Friday, September 18, 2009
Merayakan Sidik Jari
Menurut metode Henry Faulds, buat nentuin apakah sidik jari seseorang itu cocok dengan database orang yang kita cari, diperluin minimal sebelas titik yang menunjukkan kesamaan antara sidik jari sampel dengan sidik jari sasaran.
Pada jenazah orang yang ditembak mati di sebuah rumah kecil di Solo kemaren, ternyata sidik jarinya menunjukkan tidak cuman sebelas, tetapi 14 titik kesamaan dengan database sidik jari Noordin M. Top yang dikirim Polisi Diraja Malaysia.
Saat ini gw sedang mengingat-ingat apakah kepolisian Indonesia punya database sidik jari gw. Yang lebih penting lagi, apakah kepolisian Indonesia punya database sidik jari seluruh penduduk Indonesia.
Terus terang aja, kalo kepolisian punya database sidik jari ini, negeri kita nggak perlu pusing dengan banyaknya angka kriminalitas di negeri ini. Ambil aja contoh kecilnya kalo ayam kamu dimalingin orang, polisi tinggal ngambil seluruh sidik jari yang ada di kandang ayam. Hasil-hasil contoh sidik jari itu nanti dipindai, terus dicocokin pake komputernya polisi yang punya daftar database sidik jari seluruh penduduk Indonesia. Hanya dalam tempo beberapa jam aja, maling ayamnya akan ketemu. Pemilik ayam akan mendapatkan ayamnya kembali. Ayamnya kita potong rame-rame, lalu kita panggang buat selametan. Hmm..lezat!
*Inilah akibatnya kalo mimpi di siang bolong.
1. Hanya Tuhan yang tau berapa jumlah sesungguhnya penduduk Indonesia, mengingat banyak sekali orang punya KTP dobel. Kalo jumlah KTP aja udah dobel, apalagi jumlah database sidik jari?
2. Bahkan kalo rencana ini berhasil, belum apa-apa program ini sudah gagal duluan. Pasalnya database cuman bisa dibuka pake kompienya kantor polisi. Gimana caranya mau nangkep maling di dusun kalo buat buka kompienya polisi aja gagal lantaran listrik di pedalaman masih sering byar-pet? Di mana-mana juga pasang listriknya dulu, baru pake kompie. Sudah untung kalo kantor polisi nggak pernah mati lampu!*
Sewaktu gw liat adegan foto ini di siaran berita tivi tadi pagi, gw baru nyadar sesuatu. Kalo dipikir-pikir, Bambang Danuri ganteng juga ya? ;-)
Gw bertanya-tanya, apa yang bikin orang yang tadinya biasa-biasa aja tau-tau jadi keliatan ganteng? Apakah karena dia berhasil melakukan sesuatu yang telah diusahakannya selama bertahun-tahun?
Selanjutnya, apa yang bikin orang yang tadinya nampak ganteng dan gagah lalu lama-lama sekarang tampangnya menjadi nampak lelah dan sepuh? Apakah karena masalah bertubi-tubi datang menderanya, ditekan sana-sini, dan sekarang apa yang bisa dilakukannya hanyalah berusaha tetap bertahan sampai dia betul-betul nggak tahan lagi hingga akhirnya dia jatuh?
Gw sadar Bambang Danuri, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, saat ini senang banget. Bahagia, coz anak-anak buahnya di Detasemen Khusus 88 akhirnya berhasil nangkep mati seseorang yang kepalanya jadi buruan nomer satu di Negara ini: Noordin M. Top. Noordin sudah lewat! Malingshit yang satu ini sudah diganyang. Rakyat senang. Polisi senang. Gw senang. Kita semua senang.
Dan blog ini gw persembahkan untuk janda-jandanya Noordin M. Top. Pesan gw cuman satu. Girls, please, rada pinteran dikit lah kalo mau ngawinin pria.
Noordin M. Top, kau sudah tidak ngetop lagi!