Orang-orang kadang-kadang begitu semangatnya memasang tivi sampek-sampek mereka lupa satu hal yang paling penting: Bisakah tivi itu ditonton?
Seringkali di tempat umum kita nemu tivi. Di ruang tunggu rumah sakit, di stasiun, di kantor Pak Lurah, pasti ada aja tivi. Pernah suatu ketika gw nungguin antrean dokter (yeah, gw dokter, tapi pernah aja gw dapet giliran berobat ke dokter!), gw lihat tivinya muterin film kesukaan gw. Pas sekretarisnya manggil nama gw pertanda bahwa itu udah giliran gw, ternyata filmnya lagi rame. Lalu gw minta sama sekretarisnya, giliran gw belakangan aja soalnya gw mau nonton filmnya sampek abis. Kata sekretarisnya nggak bisa, soalnya gw pasien terakhir yang ditungguin dokternya. Gw akhirnya masuk ke ruang praktek sambil cemberut, hahaha..
Sekitar beberapa minggu lalu, gw nongkrong di kantor pelayanan telepon lantaran mau ngurusin setting internet. Sambil gw duduk, gw ngeliat tivi yang lagi muterin siaran. Dari suaranya sih gw tahu kalau itu siaran berita. Tapi kok gw nggak bisa lihat gambarnya?
Ternyata tivi ditaruh di sebelah selatan ruangan, sehingga tivi menghadap utara. Sayangnya sebelah utara ruangan gede itu berupa jendela-jendela kaca, sehingga cahaya dari luar masuk ke ruangan melalui jendela itu. Cahaya dari utara itu mantul ke tivi di selatan, sehingga gambar di tivi jadi nggak keliatan. Akibatnya orang yang duduk di situ jadi nggak bisa nonton.
Gw rasa kesalahannya pada waktu tivi itu dipasang di tembok. Nampaknya tivi itu dipasang pada waktu kantor lagi nggak beroperasi melayani penonton, mungkin waktu malem-malem. Kalau malem kan nggak ada cahaya matahari, jadi nggak ada cahaya dari utara memantul ke tivi yang ada di selatan dan orang bisa nonton tivi dengan nyaman. Makanya yang masang tivinya mengira bahwa posisi tivi di tembok selatan itu baik-baik saja.
Itu sebabnya kalau kita mau masang tivi tuh, harus dicoba pada segala situasi. Lihat kondisi ruangan, termasuk pencahayaan, jarak tivi ke penonton, berapa volume yang layak supaya volume tivi yang gede nggak mengalahkan suara panggilan antrean. Pendek kata, evaluasi apakah tivi itu bikin nyaman yang nontonnya atau enggak.